Rata-rata orang yang menjalani hidupnya berdasarkan normanya sendiri, mendekati orang lain dari sudut pandang norma yang dianutnya. Biasanya ia akan mengawali empat pertanyaan tersebut dengan pertanyaan nomor tiga. Karena norma-norma yang dianut orang lain dilihat dari sudut pandangnya sendiri, maka norma info selanjutnya orang lain perlu untuk berubah. Bila norma yang dianut orang lain tampaknya perlu diubah, maka orang yang memutuskan perlunya ada perubahan itu adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengubahnya. Hal ini mungkin terjadi dalam relasi orang tua dengan anaknya, seseorang dengan pasangannya, seorang misionaris dengan negara tertentu, dan seorang pendeta dengan jemaat.
Rasul Yohanes diperkenankan melihat penggenapan rencana ini di dalam Wahyu 7:nine, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun di tangan mereka; karena mereka ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Bukankah kalian telah melihat apa yang dibelanjakan-Nya semenjak Dia mencipta langit dan bumi, dan tidak berkurang sedikit pun apa yang di tangan-Nya
وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
Ada empat kombinasi dari kedua istilah itu. Alkitabiah/budaya dan absolutisme/relativisme menghasilkan keempat kombinasi berikut:
hendra suggests: August 17, 2013 at 05:fifty one assalamu’alaikum ustad bagaimana cara sedekah sembunyi-sembunyi pada fakir miskin yang termasuk saudara atau tetangga kita, karena ketika kita bersedekah kepada mereka otomatis kita harus bertemu dan bertatap muka pada orang yang akan kita beri sedekah tersebut sehingga sudah tidak bisa dikatakan sebagai sedekah sembunyi-sembunyi lagi. Mohon solusinya, syukron
Adapun Allah, maka ia menjanjikan kepada hambaNya ampunan dosa-dosa daripadaNya, serta karunia berupa penggantian yang lebih banyak daripada yang ia infakkan, dan Dia meipatgandakannya baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat”[seven]
"Agama sepupu" adalah sebuah kebudayaan teosentris. Seluruh aspek keberadaannya berkisar pada satu titik pusat: Allah. Pengakuan iman setiap "saudara sepupu" adalah "Tiada Tuhan selain Allah". Kesatuan Allah dalam "saudara sepupu" adalah lubang jarum penguji yang harus dilalui oleh semua pendapat dan sikap lain terhadap Tuhan. Penyatuan ini tidak boleh dikaburkan dengan penyatuan pada hal-hal ketuhanan. Allah hanya ada satu. Semua tuhan yang lain tidak ada artinya di mata "saudara sepupu". Siapa pun yang mengakui keberadaan tuhan-tuhan yang lain selain Allah adalah seorang penghujat. Siapa pun yang menanyakan sifat-sifat Allah akan mendapati sebuah daftar yang berisi ninety nine nama-Nya yang terindah; 72 di antaranya digunakan dalam "Kitab Suci sepupu" sebanyak 1.286 kali. Kadang-kadang gelar-gelar tersebut saling bertentangan, bahkan saling menyangkal. Teolog "saudara sepupu", Al-Ghazali menulis, "Allah adalah segala sesuatu dan segala ketiadaan. Dia tidak bisa dijangkau oleh pikiran manusia dan lebih besar dari yang dapat kita pahami; Dia bertakhta dan memerintah segala sesuatu dan merupakan satu-satunya pengendali alam semesta." Inilah arti sebenarnya dari seruan "saudara sepupu" untuk iman dan peperangan, "Allahu Akbar," yang diucapkan pada sejumlah peristiwa dari bibir mereka. Seruan ini bergema 40 kali sehari di atas atap kota-kota dan desa-desa dari pengeras suara yang terpasang di menara-menara rumah ibadah mereka. Seruan ini merangkum keimanan "saudara sepupu": Allah yang lebih besar, lebih kuat, lebih bijaksana, lebih indah, dan lebih arif daripada yang dapat kita bayangkan; Dia lebih arif dari semua kebijaksanaan dan yang terbaik dari para hakim pada hari penghakiman; Dia sangat berbeda dan tak terbandingkan; Dia melampaui segala sesuatu, Tuhan yang jauh, Mahahadir, dan tidak bisa didekati. Setiap pemikiran mengenai Allah tidaklah memadai dan palsu. Dia tidak bisa dipahami, hanya disembah. "Agama sepupu" adalah sebuah "agama penyembah".
Allah membalas ibadah sedekah kita dengan pahala dan rezeki yang berlipat ganda. Artinya, Allah mengganti harta yang telah kita keluarkan untuk bersedekah segera di dunia, dan Allah pun akan memberikan pahala dan membalasnya dengan kenikmatan di akhirat.
Hadis: Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, tidaklah Allah menambahkan pada hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah -Ta'ālā- mengangkat derajatnya.
"Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan telantar seperti domba yang tidak bergembala.
By donating real-estate or other personal property, you aid make sure a future of far more of PBS’s beloved plans and vital services.
Pertanyaan yang biasanya muncul adalah norma atau cara hidup mana yang benar. Masalah itu diselesaikan dengan lebih dulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan lintas budaya seperti berikut ini.
Dengan niat sedekah karena mencari keridhaan Allah SWT semata. Jika tidak ada ikhlas di dalamnya, dikatakan amal sedekahnya akan batal dan mampu menggugurkan pahala.